Pesawaran, Pandawa-lima.co.id
Fakta baru ditemukan, korban cabul oknum ustaz berinisial SPD yang disebut sebagai pengasuh “pondok” di Kecamatan Kemiling, Bandar Lampung ternyata tidak hanya satu orang, melainkan tiga orang.
Berdasarkan penelusuran, selain korban SP (13) yang sebelumnya telah diberitakan, ternyata sepupu korban berinisial VI (13) dan VA (9) juga mengaku pernah menjadi korban pencabulan oknum ustaz tersebut.
Saat ditemui awak media di rumah salah satu korban yang berada di Kabupaten Pesawaran, Minggu (4/2/2024), ketiga bocah tersebut menceritakan secara gamblang tentang tindakan cabul yang mereka alami.
Kepada media ini, VI menceritakan peristiwa yang dialaminya terjadi pada pagi hari sekitar Pukul 08.00 WIB, ketika suasana di “pondok” sepi karena saat itu penghuni rumah bedeng tempat mereka “mondok” yang lain sedang sekolah.
“Waktu itu pagi-pagi, saya sedang di kamar sedangkan yang lain sudah berangkat sekolah. Saya di sekolahnya siang. Abi Dateng ngetuk pintu kamar saya dan minta saya keluar,” ucap bocah kelas VI sekolah dasar ini polos.
Selanjutnya, dia mengatakan sang ustaz mengatakan padanya akan mengobatinya supaya dia tidak sering melamun.
“Abi bilang, sini Abi pijit diobati supaya nggak angong,” ucap VI menirukan ucapan sang ustaz.
Selanjutnya oknum ustaz SPD mengajaknya ke salah satu ruangan kemudian memintanya duduk di pangkuannya. Kemudian, oknum ustaz tersebut menjalankan aksinya dengan meraba bagian dada bocah lugu tersebut.
“Abi duduk sila, dan saya disuruh duduk di pahanya gitu. Jilbab aku disuruh dibuka, terus dia pegang-pegang (maaf, red) dada aku,” ungkapnya lirih.
Sementara itu, VA yang masih berusia 9 tahun juga menceritakan sempat diraba di bagian paha oleh oknum ustaz SPD. VA menceritakan peristiwa tersebut dialaminya saat dia bersama SP (yang telah diberitakan sebelumnya, red) pulang ke “pondok” usai mencari ikan di Pusat Pelelangan Ikan (PPI) Lempasing, Selasa (28/11/2024) lalu.
“Malam pulang dari Lempasing setelah Abi minta ikan (sebelumnya diberitakan beli ikan, red) sekitar Pukul 12-an. Abi waktu itu minta teteh bawa motor padahal teteh sudah nggak mau, tapi abinya maksa. Terus teteh bawa motor di depan, Abi-nya malah duduk di tengah di belakang teteh, aku di paling belakang. Aku liatin aja Abi peluk dan pegang-pegang teteh. Teteh juga bilang jangan bi, tapi Abi-nya malah ketawa-tawa. Abi juga pegang paha aku. Waktu kita sampai dan turun dari motor, dia bilang jangan bilang siapa-siapa,” ujar ini tanpa ekspresi.
Sebelumnya diberitakan seorang anak di bawah umur berinisial SP (13), warga Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung yang juga siswi kelas 7 salah satu SMP swasta di Bandar Lampung menjadi korban tindakan cabul oknum ustaz berinisial SPD yang disebut sebagai pengasuh “pondok” di Kemiling, Bandar Lampung.
Keluarga korban telah melaporkan kasus tersebut ke Polresta Bandar Lampung, tapi belakangan penanganan kasus tersebut diserahkan ke Polres Pesawaran karena lokasi tempat kejadian perkara berada di wilayah hukum Polres Pesawaran.
Ditemui di rumahnya, ibu korban berinisial SUM (42), mengatakan kini anaknya sudah keluar dari “pondok” sebelumnya di Kemiling, Bandar Lampung dan pindah ke pondok pesantren di Pesawaran.
Sebelumnya, disebutkan salah satu ustaz “pondok” di Kemiling, Bandar Lampung bernama SPD dilaporkan ke Polresta Bandar Lampung atas dugaan pencabulan terhadap salah satu siswi asuhannya berinisial SP (13), sesuai laporan kepolisian Nomor: LP/B/47/1/2024/SPKT/POLRESTA BANDAR LAMPUNG/POLDA LAMPUNG Tanggal 10 Januari 2024, atas nama Saipudin.