TUBABA, Pandawa-lima.co.id
Pernyataan Pj Bupati Tubaba M.Firsada, akan melakukan rolling jabatan, untuk eselon II dan III, setidaknya memberikan satu kepastian angin segar. Dengan adanya rolling jabatan ini, setidaknya memberi penyegaran dan tentunya, dapat membangun kehidupan birokrasi pemerintahan daerah lebih berwarna.
Dan rencana rolling jabatan eselon II dan III sebenarnya sudah digagas oleh Pj Bupati lama Zaidirina, terbukti sudah diadakan uji kompetensi ( ukom) beberapa bulan lalu. Namun tertunda adanya perpindahan dan pergantian Pj Bupati.
Pertanyaannya apakah rolling jabatan ini akan menggunakan hasil uji kompetisi ( ukom) , yang sudah berjalan semasa Pj Bupati lama Zaidirina atau kembali mengadakan yang baru sehingga yang lama ditiadakan.
Sebaiknya memang hasil uji kompetesi ( ukom ), yang lama diteruskan oleh Pj Bupati saat ini. Pertama untuk menghemat waktu dan kedua untuk menghemat biaya. Kecuali yang akan di rolling jabatan ini memang belum melakukan uji kompetisi ( ukom ).
Diharapkan uji kompetisi untuk eselon II dan III, akan menemukan menghasilkan tiga kriteria, sebagaimana pernyataan Pj Bupati M.Firsada, yakni kemampuan teknis, managerial administrasi dan sosial kultural.
Secara normatif teoritik uji kompetensi dimana – mana, standar penempatan seseorang, untuk satu jabatan, memang harus memperhatikan tiga kriteria sebagaimana yang di kemukakan diatas.Tapi benarkah hasil uji kompetensi ( ukom ) ini akan menjadi landasan utama, untuk untuk menempatkan seseorang di jabatan yang sesuai dengan hasil uji kompetensi ( ukom ).
Apakah hasil uji kompetensi ( ukom ) ini bisa dilihat oleh mereka yang ikut uji kompetensi ( ukom ) atau tidak. Atau bersifat rahasia sehingga hasil uji kompetensi ( ukom ) tidak bisa diketahui hasilnya. Menjadi menarik jika terbuka dan transparan hasil uji kompetensi ( ukom ) dapat dilihat.
Jika benar uji kompetensi ( ukom ) ini menjadi landasan kreteria, seseorang terpilih menduduki satu jabatan, atas dasar kreteria kemampuan teknis, managerial administrasi dan sosial kultural. Maka akan menghasilkan sosok seseorang pejabat yang memiliki moralitas integritas dan profesionalisme anti koruptif.
Publik tentu berharap banyak bahwa, pengisian penempatan jabatan eselon II dan III ini, harus mampu melepaskan diri dari segala macam atribut ikatan primodialisme kebudayaan yang sempit apalagi terindikasi money politic.
Fenomena rolling jabatan selama ini, selalu diikuti dan didominasi oleh faktor primodialisme kebudayaan dan isu money politic. Maka lahirlah sifat like and dislike untuk menempatkan seseorang pada jabatan.Inilah salah satu kegagalan otonomi daerah selama ini dalam birokrasi pemerintahan di daerah.
Daerah menjadi sulit maju dan berkembang dan mental budaya koruptif akhirnya tumbuh disetiap lini kehidupan birokraksi pemerintahan. Akibatnya hasil uji kompetensi (ukom ) menjadi sia – sia tak ada manfaatnya.
Inilah salah satu tantangan terbesar Pj Bupati Tubaba M. Firsada, mampu membuktikan dirinya melakukan rolling jabatan tanpa aura kepentingan faktor sempit like and dislike.
( Penulis Ketua K3PP Tubaba)